MENEROPONG MODERENITAS PEREMPUAN...
Ketika RA kartini mengkampanyekan sebuah emnsipasi, dan kesetaraan, seketika itu juga seolah – olah dunia berpihak pada wanita. Ada cakrawala baru terbuka untuk mensejajarkan diri dengan kaum lelaki. Eksistensi kaum feminis, seolah ingin berlomba, agar kiprahnya di akui oleh dunia. Dari sini, semua berkembang begitu pesatnya. Hampir semua lini, dibanjiri oleh kaum feminis ini.
Terdukung dengan derasnya arus informasi yang nyaris tanpa batas dan filter, kaum wanita muncul sebagai sosok srikandi yang memang tak boleh diremehkan keberdaannya. Bahkan boleh dibilang, pada hal – hal tertentu, justru kaum feminis ini lebih dominan dari pada kaum maskulin. Para hawa ini bisa juga tampil sebagai leader dan pengmbil keputusan, pada perusahaan, organisasi, dan bisa jadi ada yang lebih dominan di rumah tangga.
Tergelitik pertanyaan di benak saya.., apakah artikemoderenitasan itu….? Benarkan wanita moderen adalah wanita yang mengikuti segala macam live style.. yang sudah warna warni itu…………..?
Terdukung dengan derasnya arus informasi yang nyaris tanpa batas dan filter, kaum wanita muncul sebagai sosok srikandi yang memang tak boleh diremehkan keberdaannya. Bahkan boleh dibilang, pada hal – hal tertentu, justru kaum feminis ini lebih dominan dari pada kaum maskulin. Para hawa ini bisa juga tampil sebagai leader dan pengmbil keputusan, pada perusahaan, organisasi, dan bisa jadi ada yang lebih dominan di rumah tangga.
Tergelitik pertanyaan di benak saya.., apakah artikemoderenitasan itu….? Benarkan wanita moderen adalah wanita yang mengikuti segala macam live style.. yang sudah warna warni itu…………..?
Tulisan ini pernah di muat untuk program lensa edisi wanita moderen. Ada banyak yang kami kurangi, dan juga kami mohon maaf tak bisa menyampaikan insert narasumber . yang pasti dengan banyak keterbatasan, akan bahasa visual dan bahasa cetak.
Nikmati saja…
Di beberapa daerah di indonesia menganut sistem matrilineal, dalam garis keturunannya. praktis peranan kaum perempuan juga lebih dominan disana. Tetapi lepas dari adat dan budaya bangsa ketimuran, serta sosiologis masyarakat yang berbeda, kaum perempun moderen tampil anggun dengan tuntutan jaman yang semakin canggih. Serta derasnya informasi yang meluncur nyaris tanpa filter.
Mulailah kita telusuri beberapa kebiasaan wanita moderen ini. Di dukung dengan kemampuan ekonomi yang cukup matang, intelejensi yang lumayan, serta penampilan yang mengikuti perkembangan mode dan tren masa kini, wanita moderen, seakan bisa mengendalikan dunia dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Dari sini, mereka seolah ingin termanjakan dengan segala bentuk kemudahan dan kecanggihan, serta mendapatkan warna- warni pelayanan. Untuk urusan yang satu ini, tentu uang yang bicara. Bagi wanita moderen yang notabene berdompet tabal, untuk urusan yang satu ini pasti bukanlah suatu masalah.
Menelisik, guratan kemewahan, yang selalu diimpikan semua orang, demikian juga dengan mereka yang menyebut diri sebagai manusia moderen. meski tak ada kata mewah dalam kata moderenisasi. Tapi sebut saja, moderen berarti mendapatkan segala kemudahan dalam berbagai hal, dengan bauran teknologi dan sedikit sentuhan kemewahan.
Dengan modal kantong tebal dan intelektualitas inilah para wanita moderen begitu mudah mendapatkan sesuatu yang memang mereka impikan. Sebut saja seperti memanjakan diri dengan bentuk pelayanan yang nyaman dirasa. Seperti fasilitas hotel mewah misalnya. Beberpa survey membuktikan, mereka yang telah mapan secara ekonomi, praktis tempat tinggal adalah second step yang harus dipikirkan selain karier yang menunjang. Merogoh sebagian kocek untuk sekedar menjauhkan diri dari rutinitas, hotel berbintang adalah salah satu sasaran. Tak sayang, mengeluarkan ratusan ribu hingga jutaan rupiyah , hanya untuk mendapatkan tempat nyaman untuk bersantai.
Mulailah kita telusuri beberapa kebiasaan wanita moderen ini. Di dukung dengan kemampuan ekonomi yang cukup matang, intelejensi yang lumayan, serta penampilan yang mengikuti perkembangan mode dan tren masa kini, wanita moderen, seakan bisa mengendalikan dunia dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Dari sini, mereka seolah ingin termanjakan dengan segala bentuk kemudahan dan kecanggihan, serta mendapatkan warna- warni pelayanan. Untuk urusan yang satu ini, tentu uang yang bicara. Bagi wanita moderen yang notabene berdompet tabal, untuk urusan yang satu ini pasti bukanlah suatu masalah.
Menelisik, guratan kemewahan, yang selalu diimpikan semua orang, demikian juga dengan mereka yang menyebut diri sebagai manusia moderen. meski tak ada kata mewah dalam kata moderenisasi. Tapi sebut saja, moderen berarti mendapatkan segala kemudahan dalam berbagai hal, dengan bauran teknologi dan sedikit sentuhan kemewahan.
Dengan modal kantong tebal dan intelektualitas inilah para wanita moderen begitu mudah mendapatkan sesuatu yang memang mereka impikan. Sebut saja seperti memanjakan diri dengan bentuk pelayanan yang nyaman dirasa. Seperti fasilitas hotel mewah misalnya. Beberpa survey membuktikan, mereka yang telah mapan secara ekonomi, praktis tempat tinggal adalah second step yang harus dipikirkan selain karier yang menunjang. Merogoh sebagian kocek untuk sekedar menjauhkan diri dari rutinitas, hotel berbintang adalah salah satu sasaran. Tak sayang, mengeluarkan ratusan ribu hingga jutaan rupiyah , hanya untuk mendapatkan tempat nyaman untuk bersantai.
Penampilan adalah salah satu parameter untuk menjadikan seseorng percaya diri. Moderenitas yang terus bergulir dengan menawarkan trend dan mode yang berubah setiap waktu seakan mendorong mereka berlomba untuk memperbaiki penampilan. Demi kata “ cantik” tentu saja. Disini para maniak mode seakan lapar mencari dan mempermak diri dengan tren yang terus berkembang. Tak heran jika pemandangan wanita pemburu mode berjejal disetiap salon, sekedar untuk melakukan perawatan atau membuat penampilan baru.
Baiklah, untuk urusan cantik, memang tak bisa dilepaskan dari bagaimana busana dan gaya penampilan yang mereka kenakan. Tak heran jika wanita metro, tak sayang, merogoh kocek untuk shoping, atau sekedar mendandani diri, dengan perhiasan bernilai jutaan rupiah. Jangan heran jika pemandangan toko jewelerry di padati dengan sosok yang haus akan gemerlapnya barang satu ini.
Malam itu memang penuh sesak dengan pemburu gemerlapnya dunia malam. Aroma alcohol yang cukup kental serta hentakan musik yang nyaris menenggelamkan suara kita sendiri, seolah berpacu dengan andrenalin yang turut singgah, sekedar untuk mereguk fun sesaat. Lari dari masalah, atau melepaskan penat dan beban. Entahlah…
Tim lensa mencoba untuk menelusuri geliat wanita metro moderen di sela hiruk pikuk itu.
Fanastik memang, suasana dunia gemerlap ini, banyak sekali mengahadirkan sosok wanita di sana. Seolah tak perduli banyak mata yang menikmati gemulai tubuh mereka, wanita- wanita ini terus tenggelam dengan irama, yang memaksa mereka untuk bergoyang.
Beginilah, cara untuk mendapatkan sensai hiburan malam. Batasan etika dan norma seolah tak lagi mendominasi disini, semua bebas untuk berekspresi, tak terkecuali untuk mereka yang mengklim dirinya sebgai wanita moderen.
Tentu saja, tidak semua sepakat jika moderenitas di sangkut pautkan dengan gaya hidup glamour, konkow di KV, atau menghabiskan sisa malam dengan hingar bingar germelapnya lampu diskotik. Tanpa bermaksud menyetarakan, begitulah kenyataannya. Sebagian dari wanita moderen itu, menganggap kurang lengkap rasanya tanpa sentuhan balutan hiburan malam dalam livestyle mereka.
Sekarang kita tinggalkan hangar bingar aktifitas malam. Karena memang tidak semua wanita moderen, menjatuhkan pilihan santainya pada dunia satu itu. Ada juga mereka yang lebih memilih suasana pedistry, yang memberi nuasa yang tentu jauh berbeda. Bosan dengan hiruk pikuk metropolis, mereka yang mengklaim sebagai wanita moderen, lebih suka menghabiskan waktu di suasana pedesaan, atau berlama- lama memanjakan diri dengan spa, serta nuansa hijau alam pedesaan
Ada sesuatu yang berbeda ketika lensa meropong aktifitas wanita moderen ini. Kembali merefresh diri, ternyata bukan dengan sesuatu yang hingar bingar. Meditasi dengan menikmati gemercik air, serta hawa yang sejuk, menjadi pilihan sebagian wanita moderen untuk relaksasi. Cara seprti ini, mereka rasa sebagai alternative untuk sejenak melepaskan diri dari beban kepenatan kerja selama sepekan.
Bicara masalah refreshing. Banyak cara yang dilakukan oleh wanita moderen. hasil penelusurn lensa, wanita moderen ini juga menjejali pusat kebugaran, seprti fitness senter. Karena badan fit dan tubuh yang cantik adalah suatu keharusan. Informan kami menyebutkan, kebanyakan member yang hadir di tempat seperti ini adalah mereka yang berasal dari social menengah keatas, yang tentu saja mengklaim bahwa mereka adalah kelompok moderen ,
Disisi lain, lensa juga menangkap, aktifitas fun sport, seperti bowling, atau bilyard. Aktifitas ini seolah menjadi salah satu ritme dalam kemoderenitasan mereka. Selain alasan refresing, biar dianggap gaul mungkin menuduki prosentase tertinggi untuk asalan pergi ke tempat seperti ini.
Tak terasa perubahan demi perubahan, menggeser pola dan gaya hidup masyarakat kita. Seolah tak perduli dengan aturan normative, tanpa sadar gaya hidup moderen yang terus berkembang seiring dengan pergeseran generasi, terus menawarkan sesuatu yang baru, dan terkadang membuat sebagian orang merasa takjub, geleng kepala
Wanita- wanita anggun, berkelas dan terbalut busana mahal dengan perhiasan bernilai jutaan rupiyah, seolah mengukir sensasi akan moderenitas era ini. Ajang party, celebrating, atau pesta- pesta yang mengundang naluri untuk mempertontonkan kecantikan, kemewahan adalah sebagai bentuk request akan decak kagum, bahwa mereka memang layak di nobatkan sebagai wanita moderen yang mapan akan segala hal.
Lensa, menelusuri gaya hidup mereka hingga pada balutan privasi, yakni kehidupan seks. Tak mudah untuk menelusurinya. Semuanya tersimpan rapi, dalam catatan pribadi wanita moderen ini.
Tak banayak yang tahu, bahwa, sebgaian dari mereka yang mengklaim dalam moderenitas, seolah menjadi pribadi yang tak acuh engan aturan normative, yakni pernikhan. Engan segala apa yang ia punya, ada juga sosok wnaita morderen, yang justru enggan untuk menikah, akrena susah mendapatkan sosok pria yang selevel dengannya
Mendapatkan seks dengan mudah, seolah sudah menjadi tren setter bagi sebagian dari mereka. Dengan uang dI tangan seolah segala sesuatu dengan udah mereka dapatkan , termasuk dalam hal kebutuhan seks. dengan dalih idealisme mencari sosok yang tepat, untuk mencari pasangan sebagai pendamping hidup yang tidak mudah didapatkan, seks instanpun mereka tempuh.
Begitulah gaya hidup wanita moderen yang berhasil tertangkap lensa ini. Moderenitas memang menawarkan sesuatu yang beragam. Kata ini, menyeruak diantara perkembangan teknologi dan informasi yang makin hari makin berkembang. Warna- warni hidup pun bermula dari sini. Ketika segala sesuatu begitu mudah terdapatkan. Ketika kemapanan, membuat kita bingung membelanjakan rupiyah, serta ketika etika dan moralitas hanya sebagai kiasan. Terjebak dengan modereinitas yang terlalu didramatisir atau, memang begitulah jaman, selalu menawarkan sensasinya yang beragam. Entah lah…
Baiklah, untuk urusan cantik, memang tak bisa dilepaskan dari bagaimana busana dan gaya penampilan yang mereka kenakan. Tak heran jika wanita metro, tak sayang, merogoh kocek untuk shoping, atau sekedar mendandani diri, dengan perhiasan bernilai jutaan rupiah. Jangan heran jika pemandangan toko jewelerry di padati dengan sosok yang haus akan gemerlapnya barang satu ini.
Malam itu memang penuh sesak dengan pemburu gemerlapnya dunia malam. Aroma alcohol yang cukup kental serta hentakan musik yang nyaris menenggelamkan suara kita sendiri, seolah berpacu dengan andrenalin yang turut singgah, sekedar untuk mereguk fun sesaat. Lari dari masalah, atau melepaskan penat dan beban. Entahlah…
Tim lensa mencoba untuk menelusuri geliat wanita metro moderen di sela hiruk pikuk itu.
Fanastik memang, suasana dunia gemerlap ini, banyak sekali mengahadirkan sosok wanita di sana. Seolah tak perduli banyak mata yang menikmati gemulai tubuh mereka, wanita- wanita ini terus tenggelam dengan irama, yang memaksa mereka untuk bergoyang.
Beginilah, cara untuk mendapatkan sensai hiburan malam. Batasan etika dan norma seolah tak lagi mendominasi disini, semua bebas untuk berekspresi, tak terkecuali untuk mereka yang mengklim dirinya sebgai wanita moderen.
Tentu saja, tidak semua sepakat jika moderenitas di sangkut pautkan dengan gaya hidup glamour, konkow di KV, atau menghabiskan sisa malam dengan hingar bingar germelapnya lampu diskotik. Tanpa bermaksud menyetarakan, begitulah kenyataannya. Sebagian dari wanita moderen itu, menganggap kurang lengkap rasanya tanpa sentuhan balutan hiburan malam dalam livestyle mereka.
Sekarang kita tinggalkan hangar bingar aktifitas malam. Karena memang tidak semua wanita moderen, menjatuhkan pilihan santainya pada dunia satu itu. Ada juga mereka yang lebih memilih suasana pedistry, yang memberi nuasa yang tentu jauh berbeda. Bosan dengan hiruk pikuk metropolis, mereka yang mengklaim sebagai wanita moderen, lebih suka menghabiskan waktu di suasana pedesaan, atau berlama- lama memanjakan diri dengan spa, serta nuansa hijau alam pedesaan
Ada sesuatu yang berbeda ketika lensa meropong aktifitas wanita moderen ini. Kembali merefresh diri, ternyata bukan dengan sesuatu yang hingar bingar. Meditasi dengan menikmati gemercik air, serta hawa yang sejuk, menjadi pilihan sebagian wanita moderen untuk relaksasi. Cara seprti ini, mereka rasa sebagai alternative untuk sejenak melepaskan diri dari beban kepenatan kerja selama sepekan.
Bicara masalah refreshing. Banyak cara yang dilakukan oleh wanita moderen. hasil penelusurn lensa, wanita moderen ini juga menjejali pusat kebugaran, seprti fitness senter. Karena badan fit dan tubuh yang cantik adalah suatu keharusan. Informan kami menyebutkan, kebanyakan member yang hadir di tempat seperti ini adalah mereka yang berasal dari social menengah keatas, yang tentu saja mengklaim bahwa mereka adalah kelompok moderen ,
Disisi lain, lensa juga menangkap, aktifitas fun sport, seperti bowling, atau bilyard. Aktifitas ini seolah menjadi salah satu ritme dalam kemoderenitasan mereka. Selain alasan refresing, biar dianggap gaul mungkin menuduki prosentase tertinggi untuk asalan pergi ke tempat seperti ini.
Tak terasa perubahan demi perubahan, menggeser pola dan gaya hidup masyarakat kita. Seolah tak perduli dengan aturan normative, tanpa sadar gaya hidup moderen yang terus berkembang seiring dengan pergeseran generasi, terus menawarkan sesuatu yang baru, dan terkadang membuat sebagian orang merasa takjub, geleng kepala
Wanita- wanita anggun, berkelas dan terbalut busana mahal dengan perhiasan bernilai jutaan rupiyah, seolah mengukir sensasi akan moderenitas era ini. Ajang party, celebrating, atau pesta- pesta yang mengundang naluri untuk mempertontonkan kecantikan, kemewahan adalah sebagai bentuk request akan decak kagum, bahwa mereka memang layak di nobatkan sebagai wanita moderen yang mapan akan segala hal.
Lensa, menelusuri gaya hidup mereka hingga pada balutan privasi, yakni kehidupan seks. Tak mudah untuk menelusurinya. Semuanya tersimpan rapi, dalam catatan pribadi wanita moderen ini.
Tak banayak yang tahu, bahwa, sebgaian dari mereka yang mengklaim dalam moderenitas, seolah menjadi pribadi yang tak acuh engan aturan normative, yakni pernikhan. Engan segala apa yang ia punya, ada juga sosok wnaita morderen, yang justru enggan untuk menikah, akrena susah mendapatkan sosok pria yang selevel dengannya
Mendapatkan seks dengan mudah, seolah sudah menjadi tren setter bagi sebagian dari mereka. Dengan uang dI tangan seolah segala sesuatu dengan udah mereka dapatkan , termasuk dalam hal kebutuhan seks. dengan dalih idealisme mencari sosok yang tepat, untuk mencari pasangan sebagai pendamping hidup yang tidak mudah didapatkan, seks instanpun mereka tempuh.
Begitulah gaya hidup wanita moderen yang berhasil tertangkap lensa ini. Moderenitas memang menawarkan sesuatu yang beragam. Kata ini, menyeruak diantara perkembangan teknologi dan informasi yang makin hari makin berkembang. Warna- warni hidup pun bermula dari sini. Ketika segala sesuatu begitu mudah terdapatkan. Ketika kemapanan, membuat kita bingung membelanjakan rupiyah, serta ketika etika dan moralitas hanya sebagai kiasan. Terjebak dengan modereinitas yang terlalu didramatisir atau, memang begitulah jaman, selalu menawarkan sensasinya yang beragam. Entah lah…
0 coment:
Posting Komentar