MENULIS UNTUK TELEVISI
Bagi seorang script writer, bisa jadi menulis merupakan sebuah kebutuhan. Karena boleh jadi hal tersebut merupakan tuangan aktualisasi diri. Menulis untuk program televisi, Tak menuntut pakem yang baku memang, tetapi keselarasan antara gambar dan bentuk narasi adalah tuntutan utama, karena keduanya akan saling menudukung satu sama lain. Namun diatas itu semua, yang paling penting diperhatikan adalah untuk siapa kita menulis. Karenanya segmentasi untuk siapa program tersebut diperuntukan adalah hal pertama yang harus diketahui oleh seorang scriptwriter sebelum ia bekerja.
Tak jauh beda dengan radio, media Audio Visual menggunakan bahasa tutur, dalam penulisan narasinya. Pertanyaan atas jawaban bagaimana kita bisa menulis tanpa harus bersikap menggurui atau bahkan membodohi, adalah bagaimana cara seorang scriptwriter banyak menggali ide-ide dengan lebih banyak berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Karena lingkungan sebenarnya adalah guru dan inspirasi yang tak pernah mati.
Tak jauh beda dengan radio, media Audio Visual menggunakan bahasa tutur, dalam penulisan narasinya. Pertanyaan atas jawaban bagaimana kita bisa menulis tanpa harus bersikap menggurui atau bahkan membodohi, adalah bagaimana cara seorang scriptwriter banyak menggali ide-ide dengan lebih banyak berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Karena lingkungan sebenarnya adalah guru dan inspirasi yang tak pernah mati.
Penulisan naskah untuk televisi
Media Televisi berkembang sangat cepat.
Karenanya seiring dengan perkembangan waktu Televisi tampil menjadi primadona dalam penyampaian informasi. Tak heran, karena televisi mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan media lain.
Sebut saja, media visual yang ditawarkan, tak hanya berupa gambar, namun berbentuk video bergerak atau sinematografi.
Masyarakat dibuat seolah olah melihat sendiri akan suatu peristiwa. Informasi seperti inilah yang menarik masyarakat saat ini. Apalagi Di era sekarang kerangka penyampaian informasi yang harus up todate, selalu mengusung ketepatan , kecepatan dan keakurasian sebuah informasi.
Karenanya Televisi sebagai media audio visual diakui atau tidak merupakan media penyampai informasi yang diharapkan paling lengkap untuk menjawab segala bentuk keingin tahuan masyarakat akan suatu peristiwa.
Secara implisit, bicara tentang penyampaian informasi media televisi, sebenarnya kita berbicara juga tentang komunikasi antar manusia yang difokuskan pada media elektronik audio visual.
Media televisi dituntut untuk menjadi komunikator yang lebih efektif, mudah di mengerti serta jauh dari kesan bertele- tele. Oleh sebab itulah, penulisan berita untuk media visual tidak sedetil pada media cetak atau media elektronik lainnya .
Bagi seorang script writer, bisa jadi menulis merupakan sebuah kebutuhan. Karena boleh jadi hal tersebut merupakan tuangan aktualisasi diri. Menulis untuk program televisi, Tak menuntut pakem yang baku memang, tetapi keselarasan antara gambar dan bentuk narasi adalah tuntutan utama, karena keduanya akan saling menudukung satu sama lain. Namun diatas itu semua, yang paling penting diperhatikan adalah untuk siapa kita menulis. Karenanya segmentasi untuk siapa program tersebut diperuntukan adalah hal pertama yang harus diketahui oleh seorang scriptwriter sebelum ia bekerja.
Tak jauh beda dengan radio, media Audio Visual menggunakan bahasa tutur, dalam penulisan narasinya. Pertanyaan atas jawaban bagaimana kita bisa menulis tanpa harus bersikap menggurui atau bahkan membodohi, adalah bagaimana cara seorang scriptwriter banyak menggali ide-ide dengan lebih banyak berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Karena lingkungan sebenarnya adalah guru dan inspirasi yang tak pernah mati.
Selamat berkarya,
Sarah Mawardi
Broadcast scriptwriter
Menulis untuk naskah siaran
Prinsip dasar komunikasi effektif
“ Naskah tidak dibuat sebagai sebuah naskah ( script ) saja , melainkan merupakan tuangan ide yang ada dalam pikiran seorang penulis naskah berita ( news writer ), atau seorang agency copywriter, ataupun specialis lainnya dalam bidang broadcast scriptwriting. “ (Rosiana Silalahi-Achor SCTV )
Naskah sebenarnya merupakan penjabaran ide dalam huruf- huruf. Awal dari sebuah penulisan adalah ide. Sedang langkah berikutnya adalah memproyeksikan ide tersebut kedalam kata- kata. Penulisan naskah untuk televisi sebenarnya tidak jauh berbeda dengan penulisan naskah untuk radio. Dalam naskah tersebut harus difikirkan pula pemilihan kata- kata yang paling efektif dan segar serta bagaimana menyusun kata- kata tersebut dengan baik, atau lebih terkesan lebih enak di dengar. Kita menyebutnya sebagai the art of writing.
Kerangka global penulisan Narasi untuk TV
Dibandingkan dengan penulisan naskah untuk radio, sebenarnya kerangka penulisan naskah untuk televisi tidak jauh berbeda. Bahasa yang digunakan adalah bahasa komunikasi standar, yakni bahasa baku atau bahasa yang digunakan masyarakat secara luas, dengan dibatasi kaidah kata dan mengikuti perkembangan masyarakat.
Ciri khas bahasa Televisi
1. Singkat dan padat, berhubungan dnegan jumlah kata dan kalimat. Dengan menggunakan kata yang sedikit, namun maknanya bisa ditangkap oleh pemirsa. Hal ini mengacu pada Televisi yang tak hanya menampilkan media audio, tetapi juga penggambaran secara visual.
2. Sederhana. Pilihan kata atau ungkapan dan kesederhanaan gaya bahasa.
3. Lugas.
4. Menarik.
5. Bahasa dan penulisan harus memperhatikan the art of writing
Sesuai dengan tingkat wawasan dan intelektualitas pemirsanya
Pedoman bahasa Televisi
Bahasa Televisi khususnya untuk program produksi dan program news ( bahasa jurnalistik ) terdapat lima prinsip kunci sebagai berikut :
1. Diucapkan atau dituturkan.
Naskah siaran harus berupa bahasa tutur, bukan bahasa cetak. Hindari kata- kata yang bersifat cetak. Misal : “ seperti dijelaskan diatas…., “ penggunaan kata “ Atas “ tentu saja tidak di perkenankan, karena pemirsa tidak bisa melihat informasi sebelumnya. Kata “atas “ sebaiknya di ganti dengan “ tadi” atau “ sebelumnya “
2. Dari orang ke orang.
Naskah siaran hendaknya menggunakan bahasa pergaulan. Hal ini penting untuk lebih menambah kelancaan komunikasi antara media dan pemirsanya.
3. Sinkronisasi dengan gambar yang ditampilkan.
Naskah yang disampaikan harus sesuai dengan sinematografi yang ditampilkan. Inilah yang membedakan televisi dengan media yang lainnya. Keakurasian lebih dipertimbangkan dalam penyampaikan sebuah informasi. Dalam dunia Audio visual, seorang penulis naskah atau jurnalist harus menyampaikan infomasi sesuai dengan gambar yang ada.
Struktur penulisan News dan produksi untuk TV
Penulisan narasi untuk televisi terdapat 2 hal yang berbeda. Yakni penulisan narasi untuk PRODUKSI dan penulisan narasi untuk BERITA
Secara prinsip keduanya mempunyai perbedaan yakni
o Penulisan untuk produksi lebih bersifat luwes dan bisa menggunakan permainan gaya bahasa, perumpaan, berbagai majas dan tidak dibatasi dengan penggunaan gaya bahasa. Biasanya penulisannya disesuaikan dengan program. Berbeda dengan penulisan narasi untuk news, yang lebih banyak mengacu pada kaidah – kaidah penulisan jurnalistik, dan sebisanya tidak menggunakan bahasa yang bertele- tele.
Struktur Penulisan Narasi untuk berita TV
Berita- berita di Televisi ditampilkan melalui Voice over +slide bulletins ( gambar – gambar berita yang dilatar belakangi dengan narasi ) yang ringkas ( summeries ) sebagai bagian dari pengembangan network production.
Berita dalam televisi dikatagorikan menjadi 2 yakni
1. Hard news events. Antara lain : kebakaran, kejahatan, bencana alam, peristiwa yang tidak diharapkan , dsb
2. Soft news atau berita- berita ringan
o Pola yang dianggap ideal dalam berita Televisi disebut cerita lima kalimat ( a five sentence news story ) artinya, bila mungkin tiap topik berita cukup terdiri dari lima hal sebagai berikut :
1. Inti berita ( lead )
2. Detil yang penting
3. Latar belakang peristiwa
4. Detil lain
5. Intepretasi peristiwa
o Bentuk lain dari penyusunan berita dengan pola piramida terbalik
1. Apakah beritanya; kalimat awal ; apakah inti beritanya.
Di awalpun sudah dapat kita sampaikan inti dari berita ( hot issue ) sebgai emphasis dari sebuah berita yang akan disampaikan. Cara ini untuk menarik pemirsa untuk terus mengikuti berita sampai dengan akhir.
2. Setting kejadian
Setting kejadian meliputi seperti apa kejadiannya, pelaku utama, dimana terjadi dan pada kesempatan apa kejadian itu berlangsung.
3. Rincian ( detil )
Elemen- elemen lain dari cerita ditulis dengan menambahkan fakta yang mendukung untuk melengkapi berita.
4. Latar belakang konteks, kata, ungkapan atau kalimat yang menjadikan cerita lebih jelas dan pemirsa ingin tahu mengapa peristiwa tersebut terjadi
5. Rincian lain; gunakan perbandingan dengan peristiwa lain sehigga terlihat perbedaannnya dengan peristiwa biasa.
o Penyampaian berita Telvesi hendaknya minimal menempatkan pola 5W+1H
1. What, apa beritanya
2. Where, Dimana Kejadian berlangsung
3. Who, Siapa person yang terkait
4. When, kapan terjadinya
5. Why, Mengapa itu terjadi
6. How, Bagaimana kejadiannya
o Alur kerja penulisan naskah berita pada Televisi
Penulis naskah berita televisi adalah sorang journalist ( wartawan ) atau reporter. yang bertugas untuk menyampaikan sebuah informasi kepada pemirsanya. Ada kalanya seorang reporter juga dibekali dengan kemampuan untuk mengabil gamabr melalui camera atau handycam.
Di lokasi kejadian peritiwa, yang harus dilakukan reporter adalah sebagai berikut :
1. Merekam wawancara dengan orang- orang yang dimintai keterangan
2. Merekam general shot Yakni kumpulan gambar peristiwa tersebut.
3. Merekam Stand up ( rekaman gamabr reporter ) yang melakukan petisi ( penyampaian informasi secara singkat untuk menutup reportase ). Namun poin 3 ini tidak harus dilakukan, bila tidak begitu urgent. Apalagi jika reporter memegang kamera sendiri.
4. Membuat catatan – catatan di lapangan yang dipergunakan untuk sebuah naskah pada saat melakukan penulisan.
Setelah kembali ke studio, beberapa hal yang dilakukan :
1. me-review tape hasil rekaman dengan sequences yang tepat dan sesuai dengan urutan peristiwa. Biasanya pemutaran ini di barengi dengan proses canture gambar ke komputer. Dalam tahap ini seorang reporter akan mengingat kembali peristiwa dilapangan sebgai bekal untuk menulis.
2. menyusun naskah berita
3. Take voice. Pembacaan naskah berita yang telah siap, bisa dilakukan dengan 2 versi yakni secara live ( pada saat on air berita ) atau pada saat proses editing. Pembacaan naskah – voice over di rekam di editing, kemudian editor menyelaraskan antara suara narasi dengan gambar yang diperoleh dilapangan. Tentu saja faktor durasi menjadi petimbangan pada tahap ini. Berita televisi yang idela tidaklebih dari 3 menit dalam penyampaiannya. Disinilah peran editor untuk mengedit berita, agar tak berkesan bertele- tele, ringkas tetapi tidak menguangi isi berita.
4. Redered. – proses menyatukan gambar , narasi dan soundeffect ( bila diperlukan ) kedalam suatu file mpeg2, lalu dikirim ke master control. Sementara di Studio blue screen telah siap news reader yang akan membaca lead melalui sebuah telepromter, sebagai pengantar berita yang akan disajikan.
**
Contoh penulisan narasi berita untuk TV
BATU, SOSIALISASI UU PERLINDUNGAN KONSUMEN, WALI KOTA BERI BANTUAN
Industri kecil menengah / diharapkan dapat membantu mengatasi krisis ekonomi bangsa yang berkepanjangan / dengan meningkatkan mutu produk sesuai dengan aturan UU konsumen // inilah harapan Wali kota Batu dalam pidato pembukaan acara sosialisasi UU perlindungan konsumen dan metrologi legal se kota Batu / siang tadi // *
Maraknya kasus keracunan serta isu-isu penggunaan formalin boraks sebagai bahan tambahan pangan berbahaya /mendorong dinas perindustrian dan perdagangan kota batu mensosialisasikan UU perlindungan konsumen di hotel metropole jumat siang tadi // Acara yang dibuka oleh walikota ini / bertujuan untuk meningkatkan mutu kualitas / serta mutu kuantitas produk industri kecil menengah atau IKM di kota Batu / sesuai UU perlindungan konsumen //
Sebelum sosialisasi / wali kota batu memberikan bantuan alat perindustrian secara simbolis kepada IKM binaan Disperindak // diantaranya mesin pemotong / alat memasak / serta mesin diesel // alat- alat ini diharapkan mempermudah kinerja serta membantu peningkatan mutu industri di kota batu //
( insert wali kota berbincang dengan IKM penerima mesin diesel )
Dalam sambutannya / wali kota mengharapkan / IKM membantu mengatasi krisis ekonomi yang panjang / dengan produk bermutu yang dihasilkan//wali kota berjanji akan melakukan keperpihakan kepada industri kecil dengan pendekatan ekonomi kerakyatan// hal senada di ungkapkan oleh kepala dinas perindustrian dan perdagangan / Ir. Ahmad Safiudin.//
( insert Ir. Ahmad Safiudin – kadin disperindak )
Sementara itu / acara sosialisasi yang diikuti oleh kepala unit kerja / kalangan pengusaha dan kalangan pendidikan itu / juga diberikan pemahaman akan arti pentingnya pelayanan mutu kepada konsumen // salah satunya dengan tidak menggunakan bahan tambahan pangan berbahaya yang dapat merugikan komsumen // di akhir acara / Disperindak merekomendasikan bahan tambahan makanan yang layak di kosumsi oleh masyarakat berserta takaran penggunaannya //
Akbar jenggo ATV Batu / melaporkan ///
*) lead yang dibacakan oleh news reader
Struktur Penulisan Narasi untuk Program TV
Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa penulisan narasi untuk program dan produksi akan lebih fleksibel dari pada penulisan untuk naskah berita. Disini kita bebas untuk menggunakan gaya bahasa dan penggunaan kaliamat- kalimat kiasan. Tentu saja disesuaikan dengan karakter program, serta segmentasi program di peruntukkan. Dalam penulisan anrasi untuk program anak – anak , tentu saja kita sebisa mungkin menghindari pemilihan kata atau istilah yang kurang di mengerti. Sebaliknya dalam penulisan narasi untuk program dewasa, seorang scriptwriter bebas untuk menggunakan bahasa, isitlah atau perumpamaan-perumpaan pendukung. Tetapi sekali lagi untuk siapa narasi itu di tulis adalah dasar utama sebelum memulai penulisan.
Alur kerja Penulisan naskah dalam sebuah produksi TV
Dalam sebuah produksi televisi, dilakukan beberapa tahapan demi tahapan. Tahapan tersebut diantaranya pra produksi, produksi dan post produksi. Masing- masing tahapan mempunyai fungsi dan pembagian kerja yang berbeda. Lalu, dimana letak kerja penulisan naskah, dan kapan kita mulai bekerja..?
Secara global terdapat dalam penjabaran berikut :
• Tahap 1 – pra produksi
Di alur ini, produser dengan crew ( yang biasanya terdiri dari kameramen, presenter, editor, direct, marketing, serta scriptwriter ) melakukan meeting produksi awal, guna merencanakan sebuah proses produksi. Dalam tahapan ini membahas mengenai strenght, weeknes, opportunity, serta segmented program. Ditahap ini juga produser sudah memegang rancangan produksi awal untuk melakukan proses observasi sebelum proses produksi di mulai. Dari sinilah seorang scriptwriter mulai bekerja. Ia harus peka dan mengetahui betul apa dan bagaimana gambaran ( bentuk – bentuk tulisan ) yang akan ia buat, sesuai dengan kerangka produksi acara. Di sini para scriptwriter harus sudah mengetahui, untuk kalangan siapa dia menulis. Sehingga ia sudah bisa menentukan pola atau gaya bahasa yang akan di gunakan. Misal, jika program tersebtu untuk anak – anak, maka bentuk penulisannya akan sangat berbeda dengan pola penulisan model program investigasi yang nota bene untuk orang dewasa.
• Tahap 2 – Produksi
Dalam proses produksi, seorang script writer akan lebih baik jika ikut terjun dilapangan untuk mengetahui secara langsung pengambilan gambar. Meski penulisan naskah sendiri dimulai pada post produksi. Mengapa dirasa perlu, diharapkan scriptwriter mendapatkan feel dari peristiwa yang akan ditulisnya. Ditahap inilah seorang scriptwriter mendapatkan nafas tulisannya. misalnya ketika seorang scriptwriter akan menulis untuk program features “ kehidupan dibalik penjara medaeng “, yang dia butuhkan selain menaptkan banyak sekali data- data sesuai dengan sinematografi yang di dapat, seorang scriptwriter akan lebih mudah menggambarkan suasana yang ada disana, jika ia sendiri ikut merasakan atmosfir dan kehidupan yang ada di rutan medaeng.
• Tahap 3 – post produksi
Pada Proses post pro, mulailah seorang script writer bekerja. Dengan data- data dilapangan, ia merangkai informasi tersebut dalam sebuah naskah atau narasi. Poin penting yang perlu diperhatikan adalah narasi haruslah singkron dengan sinematorgrafi yang ada. Alangkah konyolnya jika narasi bertolak belakang dengan video yang disajikan. Karena pada intinya narasi berfungsi memperkuat tayagan video, dan sebaliknya. Karenanya sebelum proses penulisan narasi dimulai, sangat dianjurkan agar seorang scriptwriter melihat dulu keseluruhan gambar yang telah terekam, baru ia memulai untuk menulis sesuai dengan rundown atau runtutan peristiwa yang disajikan. Setelah proses narasi selesai di lakukan, maka hal selanjutnya yang di lakukan adalah take voice. Disini seorang scriptwriter juga berperan untuk mendengar bagaimana kualitas dubing. Apakah narasi yang ia tulis cukup memberikan ‘nyawa’ atau terkesan flat tanpa kesan. Scriptwriter bertindak juga sebagai direct untuk intonasi, pronouns, serta warna duber sesuai dengan yang di inginkan.
Tips menulis untuk produksi
Sebenarnya menulis dalam bahasa tutur, adalah penjabaran kata- kata atau obrolan dalam huruf – huruf. Namun tentus saja, menulis narasi tidak semudah ketika kita berbicara dengan orang-per orang. Berikut tips agar menulis menjadi hal yang menyenangkan, dan penggalian ide bisa semudah kita mencoretkan pena diatas kertas.
1. Jangan takut bermain kata-kata
2. Lebih banyak berimajinasi
3. Banyaklah membaca atau menonton untuk mencari ragam referensi
4. Pekalah terhadap sesuatu yang terjadi di sekitar
5. Jangan segan untuk menulis sesuatu meski hanya sepenggal saja dalam 1 hari
Contoh penulisan naskah Produksi untuk Televisi
Nama Program : LENSA
Produser : Sarah mawardi
Katagori program : News- investigasi
Edisi : “ Tante pencari sensasi tak biasa “
Durasi : 30 menit
ScriptWriter : Sarah Mawardi
NO AUDIO VIDEO NARASI
01 BAMPER LENSA
02 intro
Media Televisi berkembang sangat cepat.
Karenanya seiring dengan perkembangan waktu Televisi tampil menjadi primadona dalam penyampaian informasi. Tak heran, karena televisi mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan media lain.
Sebut saja, media visual yang ditawarkan, tak hanya berupa gambar, namun berbentuk video bergerak atau sinematografi.
Masyarakat dibuat seolah olah melihat sendiri akan suatu peristiwa. Informasi seperti inilah yang menarik masyarakat saat ini. Apalagi Di era sekarang kerangka penyampaian informasi yang harus up todate, selalu mengusung ketepatan , kecepatan dan keakurasian sebuah informasi.
Karenanya Televisi sebagai media audio visual diakui atau tidak merupakan media penyampai informasi yang diharapkan paling lengkap untuk menjawab segala bentuk keingin tahuan masyarakat akan suatu peristiwa.
Secara implisit, bicara tentang penyampaian informasi media televisi, sebenarnya kita berbicara juga tentang komunikasi antar manusia yang difokuskan pada media elektronik audio visual.
Media televisi dituntut untuk menjadi komunikator yang lebih efektif, mudah di mengerti serta jauh dari kesan bertele- tele. Oleh sebab itulah, penulisan berita untuk media visual tidak sedetil pada media cetak atau media elektronik lainnya .
Bagi seorang script writer, bisa jadi menulis merupakan sebuah kebutuhan. Karena boleh jadi hal tersebut merupakan tuangan aktualisasi diri. Menulis untuk program televisi, Tak menuntut pakem yang baku memang, tetapi keselarasan antara gambar dan bentuk narasi adalah tuntutan utama, karena keduanya akan saling menudukung satu sama lain. Namun diatas itu semua, yang paling penting diperhatikan adalah untuk siapa kita menulis. Karenanya segmentasi untuk siapa program tersebut diperuntukan adalah hal pertama yang harus diketahui oleh seorang scriptwriter sebelum ia bekerja.
Tak jauh beda dengan radio, media Audio Visual menggunakan bahasa tutur, dalam penulisan narasinya. Pertanyaan atas jawaban bagaimana kita bisa menulis tanpa harus bersikap menggurui atau bahkan membodohi, adalah bagaimana cara seorang scriptwriter banyak menggali ide-ide dengan lebih banyak berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Karena lingkungan sebenarnya adalah guru dan inspirasi yang tak pernah mati.
Selamat berkarya,
Sarah Mawardi
Broadcast scriptwriter
Menulis untuk naskah siaran
Prinsip dasar komunikasi effektif
“ Naskah tidak dibuat sebagai sebuah naskah ( script ) saja , melainkan merupakan tuangan ide yang ada dalam pikiran seorang penulis naskah berita ( news writer ), atau seorang agency copywriter, ataupun specialis lainnya dalam bidang broadcast scriptwriting. “ (Rosiana Silalahi-Achor SCTV )
Naskah sebenarnya merupakan penjabaran ide dalam huruf- huruf. Awal dari sebuah penulisan adalah ide. Sedang langkah berikutnya adalah memproyeksikan ide tersebut kedalam kata- kata. Penulisan naskah untuk televisi sebenarnya tidak jauh berbeda dengan penulisan naskah untuk radio. Dalam naskah tersebut harus difikirkan pula pemilihan kata- kata yang paling efektif dan segar serta bagaimana menyusun kata- kata tersebut dengan baik, atau lebih terkesan lebih enak di dengar. Kita menyebutnya sebagai the art of writing.
Kerangka global penulisan Narasi untuk TV
Dibandingkan dengan penulisan naskah untuk radio, sebenarnya kerangka penulisan naskah untuk televisi tidak jauh berbeda. Bahasa yang digunakan adalah bahasa komunikasi standar, yakni bahasa baku atau bahasa yang digunakan masyarakat secara luas, dengan dibatasi kaidah kata dan mengikuti perkembangan masyarakat.
Ciri khas bahasa Televisi
1. Singkat dan padat, berhubungan dnegan jumlah kata dan kalimat. Dengan menggunakan kata yang sedikit, namun maknanya bisa ditangkap oleh pemirsa. Hal ini mengacu pada Televisi yang tak hanya menampilkan media audio, tetapi juga penggambaran secara visual.
2. Sederhana. Pilihan kata atau ungkapan dan kesederhanaan gaya bahasa.
3. Lugas.
4. Menarik.
5. Bahasa dan penulisan harus memperhatikan the art of writing
Sesuai dengan tingkat wawasan dan intelektualitas pemirsanya
Pedoman bahasa Televisi
Bahasa Televisi khususnya untuk program produksi dan program news ( bahasa jurnalistik ) terdapat lima prinsip kunci sebagai berikut :
1. Diucapkan atau dituturkan.
Naskah siaran harus berupa bahasa tutur, bukan bahasa cetak. Hindari kata- kata yang bersifat cetak. Misal : “ seperti dijelaskan diatas…., “ penggunaan kata “ Atas “ tentu saja tidak di perkenankan, karena pemirsa tidak bisa melihat informasi sebelumnya. Kata “atas “ sebaiknya di ganti dengan “ tadi” atau “ sebelumnya “
2. Dari orang ke orang.
Naskah siaran hendaknya menggunakan bahasa pergaulan. Hal ini penting untuk lebih menambah kelancaan komunikasi antara media dan pemirsanya.
3. Sinkronisasi dengan gambar yang ditampilkan.
Naskah yang disampaikan harus sesuai dengan sinematografi yang ditampilkan. Inilah yang membedakan televisi dengan media yang lainnya. Keakurasian lebih dipertimbangkan dalam penyampaikan sebuah informasi. Dalam dunia Audio visual, seorang penulis naskah atau jurnalist harus menyampaikan infomasi sesuai dengan gambar yang ada.
Struktur penulisan News dan produksi untuk TV
Penulisan narasi untuk televisi terdapat 2 hal yang berbeda. Yakni penulisan narasi untuk PRODUKSI dan penulisan narasi untuk BERITA
Secara prinsip keduanya mempunyai perbedaan yakni
o Penulisan untuk produksi lebih bersifat luwes dan bisa menggunakan permainan gaya bahasa, perumpaan, berbagai majas dan tidak dibatasi dengan penggunaan gaya bahasa. Biasanya penulisannya disesuaikan dengan program. Berbeda dengan penulisan narasi untuk news, yang lebih banyak mengacu pada kaidah – kaidah penulisan jurnalistik, dan sebisanya tidak menggunakan bahasa yang bertele- tele.
Struktur Penulisan Narasi untuk berita TV
Berita- berita di Televisi ditampilkan melalui Voice over +slide bulletins ( gambar – gambar berita yang dilatar belakangi dengan narasi ) yang ringkas ( summeries ) sebagai bagian dari pengembangan network production.
Berita dalam televisi dikatagorikan menjadi 2 yakni
1. Hard news events. Antara lain : kebakaran, kejahatan, bencana alam, peristiwa yang tidak diharapkan , dsb
2. Soft news atau berita- berita ringan
o Pola yang dianggap ideal dalam berita Televisi disebut cerita lima kalimat ( a five sentence news story ) artinya, bila mungkin tiap topik berita cukup terdiri dari lima hal sebagai berikut :
1. Inti berita ( lead )
2. Detil yang penting
3. Latar belakang peristiwa
4. Detil lain
5. Intepretasi peristiwa
o Bentuk lain dari penyusunan berita dengan pola piramida terbalik
1. Apakah beritanya; kalimat awal ; apakah inti beritanya.
Di awalpun sudah dapat kita sampaikan inti dari berita ( hot issue ) sebgai emphasis dari sebuah berita yang akan disampaikan. Cara ini untuk menarik pemirsa untuk terus mengikuti berita sampai dengan akhir.
2. Setting kejadian
Setting kejadian meliputi seperti apa kejadiannya, pelaku utama, dimana terjadi dan pada kesempatan apa kejadian itu berlangsung.
3. Rincian ( detil )
Elemen- elemen lain dari cerita ditulis dengan menambahkan fakta yang mendukung untuk melengkapi berita.
4. Latar belakang konteks, kata, ungkapan atau kalimat yang menjadikan cerita lebih jelas dan pemirsa ingin tahu mengapa peristiwa tersebut terjadi
5. Rincian lain; gunakan perbandingan dengan peristiwa lain sehigga terlihat perbedaannnya dengan peristiwa biasa.
o Penyampaian berita Telvesi hendaknya minimal menempatkan pola 5W+1H
1. What, apa beritanya
2. Where, Dimana Kejadian berlangsung
3. Who, Siapa person yang terkait
4. When, kapan terjadinya
5. Why, Mengapa itu terjadi
6. How, Bagaimana kejadiannya
o Alur kerja penulisan naskah berita pada Televisi
Penulis naskah berita televisi adalah sorang journalist ( wartawan ) atau reporter. yang bertugas untuk menyampaikan sebuah informasi kepada pemirsanya. Ada kalanya seorang reporter juga dibekali dengan kemampuan untuk mengabil gamabr melalui camera atau handycam.
Di lokasi kejadian peritiwa, yang harus dilakukan reporter adalah sebagai berikut :
1. Merekam wawancara dengan orang- orang yang dimintai keterangan
2. Merekam general shot Yakni kumpulan gambar peristiwa tersebut.
3. Merekam Stand up ( rekaman gamabr reporter ) yang melakukan petisi ( penyampaian informasi secara singkat untuk menutup reportase ). Namun poin 3 ini tidak harus dilakukan, bila tidak begitu urgent. Apalagi jika reporter memegang kamera sendiri.
4. Membuat catatan – catatan di lapangan yang dipergunakan untuk sebuah naskah pada saat melakukan penulisan.
Setelah kembali ke studio, beberapa hal yang dilakukan :
1. me-review tape hasil rekaman dengan sequences yang tepat dan sesuai dengan urutan peristiwa. Biasanya pemutaran ini di barengi dengan proses canture gambar ke komputer. Dalam tahap ini seorang reporter akan mengingat kembali peristiwa dilapangan sebgai bekal untuk menulis.
2. menyusun naskah berita
3. Take voice. Pembacaan naskah berita yang telah siap, bisa dilakukan dengan 2 versi yakni secara live ( pada saat on air berita ) atau pada saat proses editing. Pembacaan naskah – voice over di rekam di editing, kemudian editor menyelaraskan antara suara narasi dengan gambar yang diperoleh dilapangan. Tentu saja faktor durasi menjadi petimbangan pada tahap ini. Berita televisi yang idela tidaklebih dari 3 menit dalam penyampaiannya. Disinilah peran editor untuk mengedit berita, agar tak berkesan bertele- tele, ringkas tetapi tidak menguangi isi berita.
4. Redered. – proses menyatukan gambar , narasi dan soundeffect ( bila diperlukan ) kedalam suatu file mpeg2, lalu dikirim ke master control. Sementara di Studio blue screen telah siap news reader yang akan membaca lead melalui sebuah telepromter, sebagai pengantar berita yang akan disajikan.
**
Contoh penulisan narasi berita untuk TV
BATU, SOSIALISASI UU PERLINDUNGAN KONSUMEN, WALI KOTA BERI BANTUAN
Industri kecil menengah / diharapkan dapat membantu mengatasi krisis ekonomi bangsa yang berkepanjangan / dengan meningkatkan mutu produk sesuai dengan aturan UU konsumen // inilah harapan Wali kota Batu dalam pidato pembukaan acara sosialisasi UU perlindungan konsumen dan metrologi legal se kota Batu / siang tadi // *
Maraknya kasus keracunan serta isu-isu penggunaan formalin boraks sebagai bahan tambahan pangan berbahaya /mendorong dinas perindustrian dan perdagangan kota batu mensosialisasikan UU perlindungan konsumen di hotel metropole jumat siang tadi // Acara yang dibuka oleh walikota ini / bertujuan untuk meningkatkan mutu kualitas / serta mutu kuantitas produk industri kecil menengah atau IKM di kota Batu / sesuai UU perlindungan konsumen //
Sebelum sosialisasi / wali kota batu memberikan bantuan alat perindustrian secara simbolis kepada IKM binaan Disperindak // diantaranya mesin pemotong / alat memasak / serta mesin diesel // alat- alat ini diharapkan mempermudah kinerja serta membantu peningkatan mutu industri di kota batu //
( insert wali kota berbincang dengan IKM penerima mesin diesel )
Dalam sambutannya / wali kota mengharapkan / IKM membantu mengatasi krisis ekonomi yang panjang / dengan produk bermutu yang dihasilkan//wali kota berjanji akan melakukan keperpihakan kepada industri kecil dengan pendekatan ekonomi kerakyatan// hal senada di ungkapkan oleh kepala dinas perindustrian dan perdagangan / Ir. Ahmad Safiudin.//
( insert Ir. Ahmad Safiudin – kadin disperindak )
Sementara itu / acara sosialisasi yang diikuti oleh kepala unit kerja / kalangan pengusaha dan kalangan pendidikan itu / juga diberikan pemahaman akan arti pentingnya pelayanan mutu kepada konsumen // salah satunya dengan tidak menggunakan bahan tambahan pangan berbahaya yang dapat merugikan komsumen // di akhir acara / Disperindak merekomendasikan bahan tambahan makanan yang layak di kosumsi oleh masyarakat berserta takaran penggunaannya //
Akbar jenggo ATV Batu / melaporkan ///
*) lead yang dibacakan oleh news reader
Struktur Penulisan Narasi untuk Program TV
Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa penulisan narasi untuk program dan produksi akan lebih fleksibel dari pada penulisan untuk naskah berita. Disini kita bebas untuk menggunakan gaya bahasa dan penggunaan kaliamat- kalimat kiasan. Tentu saja disesuaikan dengan karakter program, serta segmentasi program di peruntukkan. Dalam penulisan anrasi untuk program anak – anak , tentu saja kita sebisa mungkin menghindari pemilihan kata atau istilah yang kurang di mengerti. Sebaliknya dalam penulisan narasi untuk program dewasa, seorang scriptwriter bebas untuk menggunakan bahasa, isitlah atau perumpamaan-perumpaan pendukung. Tetapi sekali lagi untuk siapa narasi itu di tulis adalah dasar utama sebelum memulai penulisan.
Alur kerja Penulisan naskah dalam sebuah produksi TV
Dalam sebuah produksi televisi, dilakukan beberapa tahapan demi tahapan. Tahapan tersebut diantaranya pra produksi, produksi dan post produksi. Masing- masing tahapan mempunyai fungsi dan pembagian kerja yang berbeda. Lalu, dimana letak kerja penulisan naskah, dan kapan kita mulai bekerja..?
Secara global terdapat dalam penjabaran berikut :
• Tahap 1 – pra produksi
Di alur ini, produser dengan crew ( yang biasanya terdiri dari kameramen, presenter, editor, direct, marketing, serta scriptwriter ) melakukan meeting produksi awal, guna merencanakan sebuah proses produksi. Dalam tahapan ini membahas mengenai strenght, weeknes, opportunity, serta segmented program. Ditahap ini juga produser sudah memegang rancangan produksi awal untuk melakukan proses observasi sebelum proses produksi di mulai. Dari sinilah seorang scriptwriter mulai bekerja. Ia harus peka dan mengetahui betul apa dan bagaimana gambaran ( bentuk – bentuk tulisan ) yang akan ia buat, sesuai dengan kerangka produksi acara. Di sini para scriptwriter harus sudah mengetahui, untuk kalangan siapa dia menulis. Sehingga ia sudah bisa menentukan pola atau gaya bahasa yang akan di gunakan. Misal, jika program tersebtu untuk anak – anak, maka bentuk penulisannya akan sangat berbeda dengan pola penulisan model program investigasi yang nota bene untuk orang dewasa.
• Tahap 2 – Produksi
Dalam proses produksi, seorang script writer akan lebih baik jika ikut terjun dilapangan untuk mengetahui secara langsung pengambilan gambar. Meski penulisan naskah sendiri dimulai pada post produksi. Mengapa dirasa perlu, diharapkan scriptwriter mendapatkan feel dari peristiwa yang akan ditulisnya. Ditahap inilah seorang scriptwriter mendapatkan nafas tulisannya. misalnya ketika seorang scriptwriter akan menulis untuk program features “ kehidupan dibalik penjara medaeng “, yang dia butuhkan selain menaptkan banyak sekali data- data sesuai dengan sinematografi yang di dapat, seorang scriptwriter akan lebih mudah menggambarkan suasana yang ada disana, jika ia sendiri ikut merasakan atmosfir dan kehidupan yang ada di rutan medaeng.
• Tahap 3 – post produksi
Pada Proses post pro, mulailah seorang script writer bekerja. Dengan data- data dilapangan, ia merangkai informasi tersebut dalam sebuah naskah atau narasi. Poin penting yang perlu diperhatikan adalah narasi haruslah singkron dengan sinematorgrafi yang ada. Alangkah konyolnya jika narasi bertolak belakang dengan video yang disajikan. Karena pada intinya narasi berfungsi memperkuat tayagan video, dan sebaliknya. Karenanya sebelum proses penulisan narasi dimulai, sangat dianjurkan agar seorang scriptwriter melihat dulu keseluruhan gambar yang telah terekam, baru ia memulai untuk menulis sesuai dengan rundown atau runtutan peristiwa yang disajikan. Setelah proses narasi selesai di lakukan, maka hal selanjutnya yang di lakukan adalah take voice. Disini seorang scriptwriter juga berperan untuk mendengar bagaimana kualitas dubing. Apakah narasi yang ia tulis cukup memberikan ‘nyawa’ atau terkesan flat tanpa kesan. Scriptwriter bertindak juga sebagai direct untuk intonasi, pronouns, serta warna duber sesuai dengan yang di inginkan.
Tips menulis untuk produksi
Sebenarnya menulis dalam bahasa tutur, adalah penjabaran kata- kata atau obrolan dalam huruf – huruf. Namun tentus saja, menulis narasi tidak semudah ketika kita berbicara dengan orang-per orang. Berikut tips agar menulis menjadi hal yang menyenangkan, dan penggalian ide bisa semudah kita mencoretkan pena diatas kertas.
1. Jangan takut bermain kata-kata
2. Lebih banyak berimajinasi
3. Banyaklah membaca atau menonton untuk mencari ragam referensi
4. Pekalah terhadap sesuatu yang terjadi di sekitar
5. Jangan segan untuk menulis sesuatu meski hanya sepenggal saja dalam 1 hari
Contoh penulisan naskah Produksi untuk Televisi
Nama Program : LENSA
Produser : Sarah mawardi
Katagori program : News- investigasi
Edisi : “ Tante pencari sensasi tak biasa “
Durasi : 30 menit
ScriptWriter : Sarah Mawardi
NO AUDIO VIDEO NARASI
01 BAMPER LENSA
02 intro
cuplikan
cut- to cut beberapa secuel
NARASI 1
Selamat malam teman lensa, apa kabar anda malam ini.., kami temani istirahat malam anda dengan sejenak melihat sisi lain di sekitar kita. Memang, lensa tak bisa lepas dengan aktifitas dunia malam yang datang silih berganti. Apa yang terekam di lensa malam ini..?
Anda akan kami suguhkan dengan fenomena perempuan paruh baya yang kerap hanting untuk mencari sensasi tak biasa di luar rumah. Target mereka adalah anak muda yang membutuhkan sejumlah rupiah. Simak penelusuran tim lensa dalam mencari jejak perempuan paruh baya yang konon selalu berkantung tebal itu.
Bagaimana kehidupan mereka, apa sebenarnya yang mereka cari di luaran. Temukan jawabannya dalam lensa Tante pencari jejak tak biasa, malam ini..
03 Slide judul
judul : Lensa tante pencari sesasi tak biasa
bamper
04 Host opening ( act 1 ) HOST:
Malam telah bergulir. Praktis, aktifitas ini di sambut oleh mereka yang memang berkiprah, di dunia malam. Selamat malam…teman lensa, Apa kabar anda…??
lensa kembali menyuguhkan sisi lain, yang terkadang luput dari perhatian kita.
Fenomena perempuan paruh baya, mencari keupasan hubungan intim di luar rumah, akan kami suguhkan di depan anda. Hunting di tengah malam dengan tetap menjaga image. Bagaimana kehidupan Tante pencari keuasan ini..,? simak di lensa berikut……
07
Yang ngebit…
Galamour kehidupan malam dengan gambar tante- tante
Aktifitas nining Dkk.., isalon, di perhiasan, belanj- belanja.., di Bali KV, dll…
Aktiitas nining DKK di blesing KV.
Tak mengherankan jika dunia malam menawarkan banyak sensai yang tak biasa. Anda yang biasa menikmati dunia ini untuk sekedar konkow di KV, atau clubing, pasti tak menyangkal jika kerlap – kerlip lampu malam memang banyak menawarkan sensai tersendiri.
Banyak hal yang bisa kita jumpai di sini. Termasuk Mereka yang memang sengaja mencari sensasi tak biasa.
Diantara bidikan lesna ini, kami menemukan beberapa sosok perempuan paruh baya, yang begitu asik menikmati guratan malam yang terus mengalir.
Perempuan berkelas dan terlihat berkntung tebal dengan dandanan yang menunjukkan kelas dan status itu, terus saja terlena seiring dengan hentakan musik dan remang lampu diskotik.
Lensa terus menelusuri salah satu dari mereka. permpuan paruh baya, yang sejenak melupakan paraigma, status sebagai ibu rumah tangga.
Dan salah satu dari komunitas yang kami jumpai melam itu memang bukan ibu rumah tangga biasa.
Ya.., di antara warna- warni live style di jaman yang makin global ini, ada sosok permpuan paruh baya, yang memang mendambakan senasi tak biasa, apalagi jika bukan kebutuhan seks. Merekapun bertebaran di KV atau diskotik untuk mencari mereka yang memang membutuhkan sang tante dengan alasan kebutuhan ekonomi.
Tante girang, demikian panggilan untuk perempuan paruh baya ini. Bukan tanpa alasan memang, jika mereka mencari kepuasan seks di luar rumah. Tak tangung – tanggung, mereka yang dicari adalah pemuda puluhan dan bahkan belasan tahun. Jangan pernah membayangkan jika penampilan sang tante seperti perempuan paruh baya kebayakan. Sang tante biasa tampil dengan dandannan modis dan glamour. Daya pikatnya pun bak gadis remaja. Dan salah satu kelebihan yang dimiliki adalah kantung tebal dan segala fasilitas yang menggiurkan.
Komunitas ini memang bukan datang dari kaum kebanyakan. Rata- rata, mereka berasal dari strata menengah keatas dengan gelimang kemewahan.. dan bahwakan tak sedikit pula yang berstatus istri orang- orang yang punya pengaruh di kehidupan bermasyarakat.
8 Dedik psikolog. 1
9
Aktiitas malam…
Blow up tante mira
( narasumber TG ) Banyak alasan memang, mengapa begitu banyak sang tante mencari sensai seks di luar rumah. Selain alasan life tyle, atau kecewa dengan sang suami kebiasaan dari muda-pun membawa pengaruh ketika usia paruh baya sudah menjemput.
Malam itu, lensa berhasil bertemu dengan sang tante. Memang , agak susah mencari tahu tentang livesyle yang penuh privasi itu. Karena memang gaya hidup seperti ini lebih tersimpan rapi dengan alasan image di masyarakat.
Kami bertemu dengan sosok mereka yang biasa di sebut dengan tante girang. Sebut saja Tante mira. Ia berusia kurang lebih 40 tahun. Statusnya menjadi istri seorang bule dengan harta melimpah tak membuatnya puas dalam menjalani kehiupan ranjang bersama sang suami. Tante mirapun asik hunting di tengah malam demi kepuasan hubungan intim yang di dambakannya.
Sekarang simak wawancara ekslusif lensa dengan sosok yang mendapat julukan tante girang ini.
10 Wawancara tante
mira 1
Mengapa menjadi sosok tante girang.
Bagitulah tante mira, statusnya sebagai wanita berkelas, memanjakannya untuk bisa mendapatkan apa saja yang ia inginkan. Dalam kehidupan bermasyarakatpun ia dipandang sebagai sosok yang baik- baik saja. Tak ada masalah. Sampai akhirya sang tante merasa cukup kesepian karena suami kurang bisa mendapatkan yang ia inginkan dalam konteks hubungan intim di ranjang. Tante mirapun mencoba untuk hunting, mencari kenikmatan ia dambakan.
Waancara psikolog 2
Sebutan tante girang , tak membuat mereka risih. Sebutan ini hanya sebagai status yang tak perlu dipermasalahkan, karena hingga detik inipun tak seorangpun dari kelurga dekat, dan bahkan suami mengetahui kiprahnya di dunia malam.
Tentu saja curi – curi waktu, adalah hal yang biasa di lakukan. Tak susah mencari seribu macam alasan, demi kondisi yang baik – baik saja.
Wawancara tante 2
Ilustrasi : di selecta
Talent : tante girang dkk…, brondon verry..
Diperankan oleh model
Ilustrasi kulub di Rumah Kawi..
Diperankan oleh model Bicara masalah livestyle, lensa menelusuri dan menemukan satu gaya hidup yang begitu akrap dengan kemewahan. Para tante ini biasa berkumpul di satu lokasi untuk mengadakan arisan. Tak tanggung- tanggung. Arisan pun tak jauh – jauh dengan urusan cowok. Disinilah tempat sang tante untuk menunjukkan identitas dirinya. Bagi mereka, perhiasan dan segala bentuk kemewahan lainya memang layak untuk dipertontotonkan, dan bahkan di perlombakan. Kumpulan perempuan paruh baya, dengan predikat elegan dan penuh dengan kemudahan mendapatkan fasilitas di jaman moderen ini, terjadi pada masyarakat metro kita.
Sekedar kumpul, untuk memperebutkan satu buruan, melalui lotre. Dan menjadi pemenang adalah sebuah kebangaan.
Perempuan berkelas dan konon menyandang predikat terhormat ini, bertebaran jika dunia malam telah membuka aktifitasnya. Disinilah sang tante mencari sosok yang diburu. Mereka yang menjadi sasaran perburuan sang tante adalah remaja belasan tahun atau anak kuliahan yang butuh secara ekonomi. bagi tante mira tak sulit untuk menemukan sosok ini. Dengan modal kantung tebal dan dananan modis, tak susah menapatkan pasangan kencan malam itu.
Host Tante girang, demikian istilah ini akrap disebut, untuk menggambarkan fenemona wanita paruh baya yang butuh sensasi berbeda di luar rumah.
KV, Discotik dan tempat hiburan malam, bertebaran oleh brondong yang memang menjadi sasaran bagi sang tante untuk mencari kepuasan. Bgaimana petualang sang tante dalam mencari mangsa..? temukan jawabannya di lensa setalh yang berikut…
Break 1
Aktifitas nining DKK di Blesing KV-- Begitulah..,.., moderenisasi telah membuat batasan norma dan etika terkadang tak lagi bicara. Sudah tak perduli lagi memang, dengan batasan prilaku bagi mereka yang mengaku sebagai kaum terhormat.
Dan jangan pernah heran, jika anda mendapati pemandangan syur disana- sini, atau.., pasangan berdongong dengan perempuan – perempuan paruh baya..
Bicara masalah Tante girang, bicara juga kita tentang gigolo. Sebutan ini di peruntukkan untuk mereka yang siap melayani sensasi hubungan intim yang diburu oleh perempuan paruh baya ini.
Fenomena tante girang dan gigolo bukan hal yang baru lagi di jaman moderen . Keduanya bak kait yang membutuhkan satu sama lain.
Mm.. Pemuda seperti apa yang di buru sang tante sebagai pasangan kencannya…??
wawancara gigolo 1 tentang
sosok yang dicari oleh tante girang
Alex. Demikian panggilan akrap gigolo berusia 23 tahun ini. Ia mengku menjadi pemuas biologis sang tante sejak 8 tahun silam. Sebagai gigolo, ia mengeti betul dimana titik – titik untuk memuaskan sang tante, dan sebisa mungkin tak ada kata kecewa, bagi penyewa jasanya. wow
Gigolo 2 tentang titik-titik kepuasan tante girang..
Ilustrasi kepix dan tante di Batu plaza. Adegan diperankan ole model Beginilah…, sang tante.. berusaha untuk memanjakan pasangan kencannya. Tak sayang mengeluarkan jutaan rupiah, demi sensasi yang ingin ia dapatkan dari penyaji esek –esek untuk paruh baya.
Seperti halnya sang tante yang ingin memenuhi kebutuhan materi pasangan kencannya, demikian juga sang penyaji jasa, ingin memanfaatkan fasilitas yang diinginkannya dengan sangat mudah.
Wawancara tante mira 3 tentang pengorbanan yang ia keluarkan
wawancara psikolog- 3 dedik
Kepix dan tante di belseing KV adegan di perankan oleh model. Layaknya penjual dan pembeli, begitu juga yang terjadi antara tante girang dan gigolo. Sebelum sampai ketempat tidur, ada kesepakatan- kesepakatan yang mereka buat, termasuk meminimalisir resiko, jika ketemu dengan anak, suami atau keluarga sang tante.
Wawancara gigolo 3 tentang minimlisir resiko dan kesepakatan yang dibuat
Provesi sebagai gigolo menemani tante- tante yang selalu haus akan sensasi liar memang bukan tanpa resiko. Demikian juga dengan sang tante. Image wanita terhoramat dan berkelas yang disandangnya juga menjadi sebuah pertaruhan yang tak bisa dibilang sederhana.
Namun bergitulah.., jika hasrat telah mengalahkan segalanya. Masa bodoh image, keluarga atau norma dan batasan etika.
Beberapa diantaranya bahkan ada yang ingin sekali meneruskan nya dalam jenjang pernikahan. Sebagai gigolo, alex juga pernah mendapat pinangan sang tante..
wawancara gigolo 4
tentang di ajak marit
Lampu- lampu jalanan tante girang, gigolo dan semacamnya yang haus akan sensai hubungan intim menggeliat, bak jamur di malam hari. Remang- remang lampu malam seolah menjad saksi atas dua anak mnusia beda jenis, yang terus haus akan sensasi sesaat. Semua nya berjaln, seprti tak pernah ada yang dapat mengentikannya. Transaksi demi transaksi terjadi hampir tiap hari, disaat malam telah menunjukkan peseonanya….
Host pengantr break 2 Wow…, memilih pasangan kencan bagi sang tante memang, bukan sembarang orang. Dengan modal kantong tebal, sang tante bisa dengan bebas memilih pasangan kencannya. Sasarannyapun bisa pelajar atau mahasiswa, yang punya tampang perlente. Sang tante pun klepek.. klepek dibuatnya. Seperti apa sensasi hubungan intim yang di cari, temukan jawabannya di lensa setelah ini
Break 2
Bamper
Insert dunia malam…
Wancara psikolog 4 dedik.
Dalam urusan tempat tidur.., memang mempunyai cerita yang berbeda. Alex menuturkan, tak aneh – aneh sebenarnya permintaan sang tante dalam bercinta. Selain kepuasan hubungan intim , tuntutan agar tante merasa girang, adalah syarat utama. Pembokinganpun bisa dilakukan lewat telpon, Atau bertemu ditempat biasa. Pertemuan-pun terjadi. Villa hingga hotel mewah berkelas menjadi sasaran untuk melakukan suatu kesepakatan.
Insert gigolo 5, tentang gaya seks dan anak muda
Pada bagian ini sertakan insert Talent untuk adegan xxx. Adegan dipernkan oleh model,
Insert tante 4 tentang gaya seks
Untuk urusan tarif, para penyedia jasa esek- esek perempuan paruh baya ini, memang tak ada patokan. Tapi jika boleh dibuat kisaran. Sang tante biasanya memberikan nominal satu hingga satu setengah sekali kencan. Tentu nominal ini belum termasuk fasilitas– fasilitas lain yang diberikan.
Tante mira sendiri mengaku bahkan pernah habis- habisan membiayai teman kencannya. Mulai dari biaya sekolah, hingga modal usaha.
Wawancara tante 5 tentang fasilitas yang diberikan hingga habis- habisan.
Suasana malam
Blow up tante.. Semakin moderen jaman, semakin banyak pula warna- warni yang terkadang meyilaukan mata. Gaya hidup dengan pemburuan sensasi tak lazim, memang sangat mengasikkan. Tetapi keterlenaan dengan kenikmatan sesaat ini terkadang membuat lupa daratan.
Itu pula yang dirasakan oleh tante mira. Kini ia merasakan betul, resiko yang haris ditempuh. Status ekonomminya merosot drastis, karena tertipu oleh teman kencannya.
Wawancara tante 6 tentang kebangkutannya
Begitulah tante mira, hanya bisa mengenang masa lalunya yang kelam. Kemewahan yang dulu disandangnyapun menguap, hanya untuk di habiskan dengn teman kencan.
Lain halnya dengan Ale yang kini masih menggeluti provesi ini.
Ia merasa, tuntutan ekonomi dan livestyle yang menuntut banyak rupiah menuntutnya untuk tetap menjalankan provesi penyedia esek- esek bagi parempuan paruh baya. Tetapi. Ale-pun berangan – angan untuk mengakhiri dunia kelam yang saat sekarang masih di arunginya.
Wawancara gigolo 6
Tentang ingin mengakhiri provesinya
Gigolo, tante girang, atau apapun sebutan yang melekat pada diri pemburu dan penjaj jasa esek – esek ini, memang bertebaran di antara kita. Keberadaannya yang sulit di tembus menjadi sebuah komunitas sendiri, ditengah masyarakat kita. Jika ada pertanyaan, mengapa mereka begitu gita mencari sensai kenimatan sesaat ini, hanya mereka yang bisa menjawab……….
Host.. Dunia malam memang penuh dengan warna- warni. Dan fenomena sang tante kami akhiri sampai disini. Semoga, lesa ini dapat membuka cakrawala anda, tentang fenomena- fenomena yang terjadi di sekitar kita.
Dari Hotel terang bulan batu, Saya yusi melinda berserta kerabat kerja lensa , menyampaikan terimakasih atas kebersamaan anda, ingat lensa ini akan terus bicara, meguak sisi lain hidup. Dan pastikan tak kan pernah melewatkannya.
Selamat malam , selamat beristirahat dan salam lensa………..
Kredit tille..
cut- to cut beberapa secuel
NARASI 1
Selamat malam teman lensa, apa kabar anda malam ini.., kami temani istirahat malam anda dengan sejenak melihat sisi lain di sekitar kita. Memang, lensa tak bisa lepas dengan aktifitas dunia malam yang datang silih berganti. Apa yang terekam di lensa malam ini..?
Anda akan kami suguhkan dengan fenomena perempuan paruh baya yang kerap hanting untuk mencari sensasi tak biasa di luar rumah. Target mereka adalah anak muda yang membutuhkan sejumlah rupiah. Simak penelusuran tim lensa dalam mencari jejak perempuan paruh baya yang konon selalu berkantung tebal itu.
Bagaimana kehidupan mereka, apa sebenarnya yang mereka cari di luaran. Temukan jawabannya dalam lensa Tante pencari jejak tak biasa, malam ini..
03 Slide judul
judul : Lensa tante pencari sesasi tak biasa
bamper
04 Host opening ( act 1 ) HOST:
Malam telah bergulir. Praktis, aktifitas ini di sambut oleh mereka yang memang berkiprah, di dunia malam. Selamat malam…teman lensa, Apa kabar anda…??
lensa kembali menyuguhkan sisi lain, yang terkadang luput dari perhatian kita.
Fenomena perempuan paruh baya, mencari keupasan hubungan intim di luar rumah, akan kami suguhkan di depan anda. Hunting di tengah malam dengan tetap menjaga image. Bagaimana kehidupan Tante pencari keuasan ini..,? simak di lensa berikut……
07
Yang ngebit…
Galamour kehidupan malam dengan gambar tante- tante
Aktifitas nining Dkk.., isalon, di perhiasan, belanj- belanja.., di Bali KV, dll…
Aktiitas nining DKK di blesing KV.
Tak mengherankan jika dunia malam menawarkan banyak sensai yang tak biasa. Anda yang biasa menikmati dunia ini untuk sekedar konkow di KV, atau clubing, pasti tak menyangkal jika kerlap – kerlip lampu malam memang banyak menawarkan sensai tersendiri.
Banyak hal yang bisa kita jumpai di sini. Termasuk Mereka yang memang sengaja mencari sensasi tak biasa.
Diantara bidikan lesna ini, kami menemukan beberapa sosok perempuan paruh baya, yang begitu asik menikmati guratan malam yang terus mengalir.
Perempuan berkelas dan terlihat berkntung tebal dengan dandanan yang menunjukkan kelas dan status itu, terus saja terlena seiring dengan hentakan musik dan remang lampu diskotik.
Lensa terus menelusuri salah satu dari mereka. permpuan paruh baya, yang sejenak melupakan paraigma, status sebagai ibu rumah tangga.
Dan salah satu dari komunitas yang kami jumpai melam itu memang bukan ibu rumah tangga biasa.
Ya.., di antara warna- warni live style di jaman yang makin global ini, ada sosok permpuan paruh baya, yang memang mendambakan senasi tak biasa, apalagi jika bukan kebutuhan seks. Merekapun bertebaran di KV atau diskotik untuk mencari mereka yang memang membutuhkan sang tante dengan alasan kebutuhan ekonomi.
Tante girang, demikian panggilan untuk perempuan paruh baya ini. Bukan tanpa alasan memang, jika mereka mencari kepuasan seks di luar rumah. Tak tangung – tanggung, mereka yang dicari adalah pemuda puluhan dan bahkan belasan tahun. Jangan pernah membayangkan jika penampilan sang tante seperti perempuan paruh baya kebayakan. Sang tante biasa tampil dengan dandannan modis dan glamour. Daya pikatnya pun bak gadis remaja. Dan salah satu kelebihan yang dimiliki adalah kantung tebal dan segala fasilitas yang menggiurkan.
Komunitas ini memang bukan datang dari kaum kebanyakan. Rata- rata, mereka berasal dari strata menengah keatas dengan gelimang kemewahan.. dan bahwakan tak sedikit pula yang berstatus istri orang- orang yang punya pengaruh di kehidupan bermasyarakat.
8 Dedik psikolog. 1
9
Aktiitas malam…
Blow up tante mira
( narasumber TG ) Banyak alasan memang, mengapa begitu banyak sang tante mencari sensai seks di luar rumah. Selain alasan life tyle, atau kecewa dengan sang suami kebiasaan dari muda-pun membawa pengaruh ketika usia paruh baya sudah menjemput.
Malam itu, lensa berhasil bertemu dengan sang tante. Memang , agak susah mencari tahu tentang livesyle yang penuh privasi itu. Karena memang gaya hidup seperti ini lebih tersimpan rapi dengan alasan image di masyarakat.
Kami bertemu dengan sosok mereka yang biasa di sebut dengan tante girang. Sebut saja Tante mira. Ia berusia kurang lebih 40 tahun. Statusnya menjadi istri seorang bule dengan harta melimpah tak membuatnya puas dalam menjalani kehiupan ranjang bersama sang suami. Tante mirapun asik hunting di tengah malam demi kepuasan hubungan intim yang di dambakannya.
Sekarang simak wawancara ekslusif lensa dengan sosok yang mendapat julukan tante girang ini.
10 Wawancara tante
mira 1
Mengapa menjadi sosok tante girang.
Bagitulah tante mira, statusnya sebagai wanita berkelas, memanjakannya untuk bisa mendapatkan apa saja yang ia inginkan. Dalam kehidupan bermasyarakatpun ia dipandang sebagai sosok yang baik- baik saja. Tak ada masalah. Sampai akhirya sang tante merasa cukup kesepian karena suami kurang bisa mendapatkan yang ia inginkan dalam konteks hubungan intim di ranjang. Tante mirapun mencoba untuk hunting, mencari kenikmatan ia dambakan.
Waancara psikolog 2
Sebutan tante girang , tak membuat mereka risih. Sebutan ini hanya sebagai status yang tak perlu dipermasalahkan, karena hingga detik inipun tak seorangpun dari kelurga dekat, dan bahkan suami mengetahui kiprahnya di dunia malam.
Tentu saja curi – curi waktu, adalah hal yang biasa di lakukan. Tak susah mencari seribu macam alasan, demi kondisi yang baik – baik saja.
Wawancara tante 2
Ilustrasi : di selecta
Talent : tante girang dkk…, brondon verry..
Diperankan oleh model
Ilustrasi kulub di Rumah Kawi..
Diperankan oleh model Bicara masalah livestyle, lensa menelusuri dan menemukan satu gaya hidup yang begitu akrap dengan kemewahan. Para tante ini biasa berkumpul di satu lokasi untuk mengadakan arisan. Tak tanggung- tanggung. Arisan pun tak jauh – jauh dengan urusan cowok. Disinilah tempat sang tante untuk menunjukkan identitas dirinya. Bagi mereka, perhiasan dan segala bentuk kemewahan lainya memang layak untuk dipertontotonkan, dan bahkan di perlombakan. Kumpulan perempuan paruh baya, dengan predikat elegan dan penuh dengan kemudahan mendapatkan fasilitas di jaman moderen ini, terjadi pada masyarakat metro kita.
Sekedar kumpul, untuk memperebutkan satu buruan, melalui lotre. Dan menjadi pemenang adalah sebuah kebangaan.
Perempuan berkelas dan konon menyandang predikat terhormat ini, bertebaran jika dunia malam telah membuka aktifitasnya. Disinilah sang tante mencari sosok yang diburu. Mereka yang menjadi sasaran perburuan sang tante adalah remaja belasan tahun atau anak kuliahan yang butuh secara ekonomi. bagi tante mira tak sulit untuk menemukan sosok ini. Dengan modal kantung tebal dan dananan modis, tak susah menapatkan pasangan kencan malam itu.
Host Tante girang, demikian istilah ini akrap disebut, untuk menggambarkan fenemona wanita paruh baya yang butuh sensasi berbeda di luar rumah.
KV, Discotik dan tempat hiburan malam, bertebaran oleh brondong yang memang menjadi sasaran bagi sang tante untuk mencari kepuasan. Bgaimana petualang sang tante dalam mencari mangsa..? temukan jawabannya di lensa setalh yang berikut…
Break 1
Aktifitas nining DKK di Blesing KV-- Begitulah..,.., moderenisasi telah membuat batasan norma dan etika terkadang tak lagi bicara. Sudah tak perduli lagi memang, dengan batasan prilaku bagi mereka yang mengaku sebagai kaum terhormat.
Dan jangan pernah heran, jika anda mendapati pemandangan syur disana- sini, atau.., pasangan berdongong dengan perempuan – perempuan paruh baya..
Bicara masalah Tante girang, bicara juga kita tentang gigolo. Sebutan ini di peruntukkan untuk mereka yang siap melayani sensasi hubungan intim yang diburu oleh perempuan paruh baya ini.
Fenomena tante girang dan gigolo bukan hal yang baru lagi di jaman moderen . Keduanya bak kait yang membutuhkan satu sama lain.
Mm.. Pemuda seperti apa yang di buru sang tante sebagai pasangan kencannya…??
wawancara gigolo 1 tentang
sosok yang dicari oleh tante girang
Alex. Demikian panggilan akrap gigolo berusia 23 tahun ini. Ia mengku menjadi pemuas biologis sang tante sejak 8 tahun silam. Sebagai gigolo, ia mengeti betul dimana titik – titik untuk memuaskan sang tante, dan sebisa mungkin tak ada kata kecewa, bagi penyewa jasanya. wow
Gigolo 2 tentang titik-titik kepuasan tante girang..
Ilustrasi kepix dan tante di Batu plaza. Adegan diperankan ole model Beginilah…, sang tante.. berusaha untuk memanjakan pasangan kencannya. Tak sayang mengeluarkan jutaan rupiah, demi sensasi yang ingin ia dapatkan dari penyaji esek –esek untuk paruh baya.
Seperti halnya sang tante yang ingin memenuhi kebutuhan materi pasangan kencannya, demikian juga sang penyaji jasa, ingin memanfaatkan fasilitas yang diinginkannya dengan sangat mudah.
Wawancara tante mira 3 tentang pengorbanan yang ia keluarkan
wawancara psikolog- 3 dedik
Kepix dan tante di belseing KV adegan di perankan oleh model. Layaknya penjual dan pembeli, begitu juga yang terjadi antara tante girang dan gigolo. Sebelum sampai ketempat tidur, ada kesepakatan- kesepakatan yang mereka buat, termasuk meminimalisir resiko, jika ketemu dengan anak, suami atau keluarga sang tante.
Wawancara gigolo 3 tentang minimlisir resiko dan kesepakatan yang dibuat
Provesi sebagai gigolo menemani tante- tante yang selalu haus akan sensasi liar memang bukan tanpa resiko. Demikian juga dengan sang tante. Image wanita terhoramat dan berkelas yang disandangnya juga menjadi sebuah pertaruhan yang tak bisa dibilang sederhana.
Namun bergitulah.., jika hasrat telah mengalahkan segalanya. Masa bodoh image, keluarga atau norma dan batasan etika.
Beberapa diantaranya bahkan ada yang ingin sekali meneruskan nya dalam jenjang pernikahan. Sebagai gigolo, alex juga pernah mendapat pinangan sang tante..
wawancara gigolo 4
tentang di ajak marit
Lampu- lampu jalanan tante girang, gigolo dan semacamnya yang haus akan sensai hubungan intim menggeliat, bak jamur di malam hari. Remang- remang lampu malam seolah menjad saksi atas dua anak mnusia beda jenis, yang terus haus akan sensasi sesaat. Semua nya berjaln, seprti tak pernah ada yang dapat mengentikannya. Transaksi demi transaksi terjadi hampir tiap hari, disaat malam telah menunjukkan peseonanya….
Host pengantr break 2 Wow…, memilih pasangan kencan bagi sang tante memang, bukan sembarang orang. Dengan modal kantong tebal, sang tante bisa dengan bebas memilih pasangan kencannya. Sasarannyapun bisa pelajar atau mahasiswa, yang punya tampang perlente. Sang tante pun klepek.. klepek dibuatnya. Seperti apa sensasi hubungan intim yang di cari, temukan jawabannya di lensa setelah ini
Break 2
Bamper
Insert dunia malam…
Wancara psikolog 4 dedik.
Dalam urusan tempat tidur.., memang mempunyai cerita yang berbeda. Alex menuturkan, tak aneh – aneh sebenarnya permintaan sang tante dalam bercinta. Selain kepuasan hubungan intim , tuntutan agar tante merasa girang, adalah syarat utama. Pembokinganpun bisa dilakukan lewat telpon, Atau bertemu ditempat biasa. Pertemuan-pun terjadi. Villa hingga hotel mewah berkelas menjadi sasaran untuk melakukan suatu kesepakatan.
Insert gigolo 5, tentang gaya seks dan anak muda
Pada bagian ini sertakan insert Talent untuk adegan xxx. Adegan dipernkan oleh model,
Insert tante 4 tentang gaya seks
Untuk urusan tarif, para penyedia jasa esek- esek perempuan paruh baya ini, memang tak ada patokan. Tapi jika boleh dibuat kisaran. Sang tante biasanya memberikan nominal satu hingga satu setengah sekali kencan. Tentu nominal ini belum termasuk fasilitas– fasilitas lain yang diberikan.
Tante mira sendiri mengaku bahkan pernah habis- habisan membiayai teman kencannya. Mulai dari biaya sekolah, hingga modal usaha.
Wawancara tante 5 tentang fasilitas yang diberikan hingga habis- habisan.
Suasana malam
Blow up tante.. Semakin moderen jaman, semakin banyak pula warna- warni yang terkadang meyilaukan mata. Gaya hidup dengan pemburuan sensasi tak lazim, memang sangat mengasikkan. Tetapi keterlenaan dengan kenikmatan sesaat ini terkadang membuat lupa daratan.
Itu pula yang dirasakan oleh tante mira. Kini ia merasakan betul, resiko yang haris ditempuh. Status ekonomminya merosot drastis, karena tertipu oleh teman kencannya.
Wawancara tante 6 tentang kebangkutannya
Begitulah tante mira, hanya bisa mengenang masa lalunya yang kelam. Kemewahan yang dulu disandangnyapun menguap, hanya untuk di habiskan dengn teman kencan.
Lain halnya dengan Ale yang kini masih menggeluti provesi ini.
Ia merasa, tuntutan ekonomi dan livestyle yang menuntut banyak rupiah menuntutnya untuk tetap menjalankan provesi penyedia esek- esek bagi parempuan paruh baya. Tetapi. Ale-pun berangan – angan untuk mengakhiri dunia kelam yang saat sekarang masih di arunginya.
Wawancara gigolo 6
Tentang ingin mengakhiri provesinya
Gigolo, tante girang, atau apapun sebutan yang melekat pada diri pemburu dan penjaj jasa esek – esek ini, memang bertebaran di antara kita. Keberadaannya yang sulit di tembus menjadi sebuah komunitas sendiri, ditengah masyarakat kita. Jika ada pertanyaan, mengapa mereka begitu gita mencari sensai kenimatan sesaat ini, hanya mereka yang bisa menjawab……….
Host.. Dunia malam memang penuh dengan warna- warni. Dan fenomena sang tante kami akhiri sampai disini. Semoga, lesa ini dapat membuka cakrawala anda, tentang fenomena- fenomena yang terjadi di sekitar kita.
Dari Hotel terang bulan batu, Saya yusi melinda berserta kerabat kerja lensa , menyampaikan terimakasih atas kebersamaan anda, ingat lensa ini akan terus bicara, meguak sisi lain hidup. Dan pastikan tak kan pernah melewatkannya.
Selamat malam , selamat beristirahat dan salam lensa………..
Kredit tille..
bagus2 artikel naskahnya...tp kalo bs seklaian dunk contoh naskah bertia tv dalam bentuk tabelll....
MANTAP, INI YANG SAYA CARI. TERIMA KASIH YAAA....
assalamualaikum, gan izin copas ya, bwat tugas kuliah, sumber tetap terpasang kok gan, terima kasih gan???