Toxoplasma dan Penderitaanya Kaum Perempuan
Banyak yang beranggapan jika hanya kucing yang menjadi sumber penularan penyakit Toxoplasma. Kasian ya… padahal makluk manis ini, tak selamanya menularkan toxoplasma. Saya termasuk penggemar kucing. Sangat gemar malah. Waktu kecil, bobo saya yaa… ama kucing. Entah sudah berapa banyak kucing yang datang dan pergi. Hingga terkahir saya memutuskan untuk berternak kucing persia yang harganya perbiji cukup lumayan buat nraktir makan siang orang sekantor…
Saking akrabnya sama kucing, hingga sebagian teman teman saya menjuluki saya sebagai cat woman. Hahahha…. Tetapi saya suka juga dengan julukan itu….. ( abis gimana lagi wong kenyataannnya saya suka banget ma kucing kok….)
Makanya saya gak rela jika kucing sebagai kambing hitam ( karena kucing bukan kambing..!!) sebagai satu satunya biang toxoplasma. Karena bukan haya kucing saja yang menjadi biangnya. Penyakit yang disebabkan oleh parasit protozoa yang bernama Toxoplasma gondii ini……………………………….
Toxoplasma berkembang biak di dalam sel darah putih, jaringan parenkhim dan sel endotel dengan cara membelah diri (non-sexual), membentuk tachizoit (bentuk aktif), kemudian bergerombol (jumlahnya sampai ratusan atau ribuan) dalam bentuk in-aktif (Bradizoit). Setelah itu membentuk kista, dalam bentuk inilah parasit akan berdiam diri di dalam jaringan syaraf mata, otot jantung, alat pencernaan dan lain sebagainya.
Pada saluran pencernaan hewan sebangsa kucing, toxoplasma mampu berkembang biak secara sexual dan non-sexual. Oleh sebab itu bangsa kucing disebut induk semang difinitif. Pada kotoran bangsa kucing, toxoplasma ditemukan dalam bentuk telur. Dalam Waktu 48 jam telur itu akan membelah menjadi bentuk bentuk infektif yang disebut sporozoit. Bentuk sporozoit inilah yang berbahaya bagi manusia atau hewan lain jika tertelan melalui makanan atau minuman yang tercemar.
Toxoplasma dalam bentuk tachizoid terdapat dalam cairan tubuh seperti darah, air liur dan cairan sperma. Mampu ditularkan oleh serangga lewat gigitan. Tachizoit-pun bisa bersarang dicalon telur atau kelenjar susu sehingga tidak menutup kemungkinan telur dan air susupun bisa tertular toxoplasma.
Infeksi oleh toxoplasma tidak menunjukkan gejala klinik secara nyata. Namun bila terinfeksi maka dapat menyebabkan keguguran, radang hati, radang, otot jantung atau kerusakan sistem syaraf pusat. Gejala umum seperti demam, nafsu makan menurun atau gejala seperti sakit flu. Untuk mendeteksi adanya infeksi toxoplasma dalam tubuh dengan cara pemeriksaan antibodi. Kalau untuk hewan sebangsa kucing mendeteksi toxoplasma dengan menemukan adanya telur dalam fesesnya.
Penderita toxoplasma keadaanya akan semakin buruk bila kondisi fisiknya sakit, sehingga kekebalan tubuh semakin menurun, kekurangan gizi, dan dalam keadaan stress. Pada kasus ini kaum perempuan yang paling banyak menderita dan mempunyai resiko tinggi tertular infeksi ini, karena setiap bulan kaum perempuan selalu mengalami menstruasi dan pada saat itu kekebalan tubuh secara alami menurun secara drastis dan kondisi tubuhnya melemah.
Pada keadaan seperti itu, kaum perempuan mempunyai resiko besar untuk tertular penyakit atau mempercepat dan memperbanyak perkembangbiakan bila di dalam tubuhnya sudah terdapat infeksi toxoplasma. Kesulitan memiliki keturunan atau bayi yang dilahirkan memiliki cacat fisik dan mental atau memiliki gangguan pada sistem syaraf pusat.
Bukan berarti kaum laki-laki terbebas dari penyakit ini, asal selalu menjaga kondisi tubuhnya dengan baik. Untuk terhindar dari penyakit toxoplasma memelihara kesehatan tubuh dan kebersihan lingkungan dengan baik. Hidup sehat dan selalu berbahagia, jauh dari stress dan tekanan serta selalu mengkonsumsi makanan dan minuman yang telah dicuci atau yang telah dimasak dengan benar.
Apabila memelihara kucing dirumah, sebaiknya juga memberi makanan serta minuman yang telah dimasak. Jangan biarkan kucing berburu tikus atau burung liar. Selalu menjaga kebersihan dan kesehatannya. Usahakan menyediakan tempat khusus bagi kucing yaitu kotak berisi pasir kering untuk membuang kotoran dan air kencingnya. Setiap dua hari sekali tempat tersebut diganti atau dibuang tapi sebelumnya harus disiram dengan air panas atau dibersihkan dengan disenfektan dengan tujuan membunuh telur toxoplasma.
Hal yang sangat penting ditekankan bahwa tidak semua kucing berpotensi menularkan toxoplasma, tapi hanya kucing atau hewan lain yang menderita toxoplasma yang menjadi sumber penyakit. Bergaul, memelihara dan memiliki kucing yang sehat tidak akan menyebabkan sakit dan kemandulan.
ada g journalnya?aku butuh nih buat penelitian